Mayoritas masyarakat yang ada di negara beriklim tropis bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini karena masyarakatnya berada di lingkungan yang memiliki tanah subur. Tetapi mengapa pertanian di Indonesia tidak bisa maju, apakah sudah menerapkan konsep pertanian ramah lingkungan yang sudah terbukti meningkatkan hasil panen?
Kini banyak dikembangkan teknologi pertanian baru oleh para peneliti, di mana sengaja diterapkan sistem pertanian maju untuk memudahkan beberapa pekerjaan. Mulai dari pemilihan bibit, pemeliharaan, hingga cara panen yang benar. Oleh karena itu, kini akan dikembangkan konsep pertanian baru yang memberikan hasil lebih banyak dan ramah bagi lingkungan.
1. Sistem pertanian organik
Sistem pertanian organik adalah sistem pertanian yang menggunakan konsep kembali ke alam, karena tidak menggunakan bahan kimia yang memberikan dampak kurang bagus untuk lingkungan. Sayangnya, banyak petani yang mulai meninggalkan konsep pertanian ramah lingkungan yang satu ini karena hasilnya kurang maksimal dan tidak tahan hama sehingga petani banyak mengalami gagal panen.
Padahal, pada sistem pertanian ini akan menggunakan produk alam, mulai dari penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati. Penanganan hama juga lebih alami dengan menggunakan hewan sebagai predator utama. Hal ini memang terbilang kemunduran dalam teknologi pertanian, namun hasil produk yang dihasilkan tidak akan mengandung efek samping.
Sistem pertanian terpadu
Dengan mengombinasikan pertanian dan teknologi, kini petani bisa mengelola lahan dengan efektif dan efisien karena sudah mengembangkan teknologi EM-4. Cara ini memadukan budidaya tanaman, mengombinasikan dengan perikanan, peternakan, perkebunan, dan proses limbah yang dihasilkan.
Untuk meningkatkan produksi pertanian menggunakan prinsip masukan luar, bisa menggunakan pestisida dengan diimbangi pemakaian pupuk organik. Penggunaan zat kimia lainnya hanya akan digunakan jika memang hama sudah tidak bisa diatasi dengan baik. Sementara, untuk limbah yang dihasilkan, setelah semua proses pertanian terpadu, akan diolah menjadi pupuk organik, ini nantinya akan kembali ke alam.
2. Sistem LEISA
Untuk model sistem pertanian dengan konsep masukan luar rendah atau lebih dikenal dengan Low External Input Inpt Sustainable Agriculture (LEISA) ini akan membuat petani mendapatkan hasil panen lebih banyak. Misalkan dalam pertanian juga mengembangkan peternakan dan perikanan sehingga bisa mengurangi hama yang menyerang menjelang musim panen.
Hasil peternakan dan perikanan juga bisa menambah pendapatan sebelum panen raya datang. Bahkan, perikanan juga bisa memberikan manfaat lain seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) mini yang bisa memberikan pengairan ke sawah lebih maksimal.
Hal ini bahkan sudah digunakan beberapa petani saat menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan, apalagi jika sawah berada jauh dari sumber air. Jika menggunakan sumur pompa, tentu akan mengeluarkan tambahan biaya. Selain itu, pemanfaatan sumber daya lokal lainnya bisa meningkatkan hasil pertanian.
Sistem ini memang lebih bagus digunakan untuk lahan besar karena akan lebih memaksimalkan hasil produksi untuk jangka panjang. Beberapa petani diharapkan untuk sabar dan bisa belajar mengembangkan pertanian dengan lebih baik. Untuk jangka pendek, bisa mengambil hasil dari peternakan dan perikanan yang dikembangkan bersamaan.
Selain itu pertanian dengan konsep ramah lingkungan juga memiliki kriteria. Mau tau? Yuk, simak uraian berikut ini
Kriteria pertanian ramah lingkungan :
(1) terpeliharanya keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota pada permukaan dan lapisan olah tanah,
(2) terpeliharanya kualitas sumber daya pertanian dari segi fisik, hidrologis, kimiawi, dan biologi mikrobial,
(3) bebas cemaran residu kimia, limbah organik, dan anorganik yang berbahaya atau mengganggu proses hidup tanaman,
(4) terlestarikannya keanekaragaman genetik tanaman budi daya,
(5) tidak terjadi akumulasi senyawa beracun dan logam berat yang membahayakan atau melebihi batas ambang aman,
(6) terdapat keseimbangan ekologis antara hama penyakit dengan musuh-musuh alami,
(7) produktivitas lahan stabil dan berkelanjutan, dan
(8) produksi hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai pangan atau pakan.
Atas dasar kriteria tersebut, pertanian ramah lingkungan dapat didefinisikan sebagai: Pertanian yang menerapkan teknologi serasi dengan kelestarian lingkungan, ditujukan untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian, guna memperoleh hasil panen optimal yang aman dan berkelanjutan.
Mikroba berguna (effective microorganism) sebagai komponen habitat alam mempunyai peran dan fungsi penting dalam mendukung terlaksananya pertanian ramah lingkungan melalui berbagai proses, seperti dekomposisi bahan organik, mineralisasi senyawa organik, fiksasi hara, pelarut hara, nitrifikasi dan denitrifikasi. Dalam aliran pertanian input organik, mikroba diposisikan sebagai produsen hara, tanah dianggap sebagai media biosintesis, dan hasil kerja mikroba dianggap sebagai pensuplai utama kebutuhan hara bagi tanaman. Semakin tinggi populasi mikroba tanah semakin tinggi aktivitas biokimia dalam tanah dan semakin tinggi indeks kualitas tanah. Populasi mikroba tanah yang tidak bersifat patogenik juga dianggap sebagai salah satu indikator teknologi pertanian ramah lingkungan.
Nah, itulah sedikit ulasan tentang konsep pertanian ramah lingkungan. Selamat Mencoba ya gan!
No comments:
Post a Comment